Selama ini kita hanya mengenal negara Libya sebagai penghasil minyak dunia dan negara dengan gurun sahara yang maha luas, dimana-mana cuma ada pasir. Ditengah gurun biasanya ada sumber air oase yang pada zaman dulu sering diperebutkan oleh banyak suku-suku bangsa arab. Perebutan oase ini sering menimbulkan peperangan, begitu berharganya oase ini bagi orang yang hidup di padang pasir.

Tapi di tripoli oasis di tengah gurun pasir sudah biasa, tapi kalau di tengah kawah gunung baru luar biasa. Letaknya berada di tengah Waw Al Kabir dan Al Kufrah. Lebar kawasan hijau ini sekitar 4 km dengan dikelilingi 10-20 km padang debu hitam bekas letusan yang sudah terjadi ratusan tahun lalu.

Di dalam kawah ini, ada 3 danau air asin yang dikelilingi dengan pepohonan nan hijau. Sungguh cantik dipandang mata. Nama Waw an Namus sendiri berarti Oasis Nyamuk, karena banyak sekali nyamuk di dekat danau.

Oasis ini mulai dikenal dunia setelah dikisahkan oleh Karl Moritz von Beurmann (1862) dan Gerard Rohlfs (1881). Setelah itu, makin banyak orang yang kebetulan melewati, atau sengaja datang ke sana. Jika kondisi politik di Libya sudah kembali normal, pasti banyak wisatawan yang datang ke oasis ini.

Selain hanya berkunjung dengan menggunakan unta, atau kendaraan bermotor, ada juga turis yang bermalam di sana. Jika ingin bermalam, Anda harus membawa anti nyamuk dan pakaian tidur yang tertutup karena di sana terkenal sekali sebagai kerajaan nyamuk. Nama Waw an Namus sendiri berarti Oasis Nyamuk.

Diberdayakan oleh Blogger.